Marketing Perumahan yang Pintar atau yang punya loayalitas.
Orang yang berprofesi sebagai marketing tentulah orang itu jago dalam hal penjualan.
Hampir rata-rata sales atau marketing jago dalam soal jual menjual suatu prodak.
.
Marketing Property yang pintar pandai sekali mengemas suatu prodak yang pada awalnya biasa-biasa saja, tapi ditangan dingin seorang marketing yang handal, prodak yang pada awalnya biasa-biasa saja, akan menjadi sangat luar biasa .
Pertanyaanya begini sobat, bagaimana kalau ada seseorang yang berprofesi sebagai marketing atau sales, tapi tidak pernah terjadi penjualan.
Apakah mereka itu masih bisa dikatakan seorang sales atau marketing.
Ini lah yang akan kita bahas sobat, ini artikel sebenarnya curahan hati penulis sendiri sobat, sesuai dengan profesi penulis sebagai seorang pengembang, pengembang yang mengembangkan kawasan perumahan.
Khusunya perumahan subsidi, tapi lebih dari satu tahun itu rumah inggak laku-laku, sedih sekali sobat,
Penulis bertanya-tanya kepada diri sendiri, ini salahnya dimana, penulis dan team lainya mencoba mencari akal persoalanya.
Dan tentu saja semua akal permasalahan yang dianggap pantas untuk dijadikan alasan, kenapa prodak rumah yang kami buat atau yang kami pasarkan tidak laku-laku.
Cara cepat jualan rumah , baca disini
Pertanyaannya lagi, ada apakah gerangan? yang terjadi!
Penulis dan team, mencoba untuk melihat permasalahan ini dari prodak yang kami buat sobat, karena dalam hal ini prodaknya rumah, tentu melihatnya secara keseluruhan, dimulai dari:
-Lokasi Proyek.
Apakah pemilihan lokasi proyek yang salah, minsalnya, lokasi jauh dari pusat kota, atau jauh dari pemukiman penduduk, atau lokasi proyek terletak terlalu ke pelosok, sehingga membuat akses masuk ke lokasi proyek tersebut terlalu jauh, dari berbagai arah, mungkin ini yang membuat calon konsumen tidak tertarik.
Jawabanya dari alasan ini.
Lokasi proyek penulis sob, sangat strategis, karena terletak dekat dari berbagai arah,artinya sangat strategis, mudah di lalui dari mana saja. maka kalau kita melihat dan menilai dari sisi lokasi, tentu tidak ada masalah, dan kalaupun lokasi di nilai dengan angka maka bisa di kasi angka 100, artinya sangat bagus, dan layak jual.
-Rumah.
Apakah rumah yang kami buat tidak menarik di mata konsumen, minsalnya dari sisi desain, mungkinkah desainya rumahnya terlalu kaku, atau mungkin bisa jadi rumah contoh yang kami buat konstruksi dan strukturnya tidak memenuhi syarat konstruksi rumah yang baik, sehingga konsumen takut rumah tersebut tidak bertahan lama dari sisi kekuatan.
Jawaban dari alasan tersebut diatas:
Rumah yang kami buat dari sisi desain, kami rasa standard saja, untuk rumah subsidi yang notabenenya adalah untuk menengah kebawah, penulis rasa cukup memenuhi syarat, untuk ditempati, karena ruang-ruang yang dibutuhkan sebagai syarat rumah yang baik, sudah kami penuhi, contoh adanya ruang kamar tidur 2 kamar dengan ukuran 1 kamar 3 x 3m.
Sedangkan dari sisi Konstruksi, kami juga mengikuti standard yang telah ditetapkan oleh Kementrian PU-Pera, dengan standard sertifikasi layak fungsi.
Alasan ini pun terjawab, bahwa dari sisi prodak rumah tidak ada masalah, karena rumah yang kami buat sudah mendapatkan sertifikasi layak fungsi dari konsultan pengawas, yang ditunjuk oleh Kementrian PU-Pera, dalam hal ini pelaksana diawasi langsung oleh, Asosiasi tempat developer bernaung, seperti ( Apersi)
-Infrastruktur.
Bagaimanakah dengan Infrastrukturnya, apakah akses jalan masuk kelokasi perumahan tersebut sudah ada, apakah jalan lingkungan di perumahan tersebut sudah ada, bagaimanakah dengan fasilitas lain seperti, Fasum dan Fasos,Fasilitas umum dan fasilitas sosial, apakah di perumahan tersebut, infrastruktur penerangan sudah ada, dan bagaimana dengan air bersih.
Jawaban dari Pertanyaan diatas.
Perlu juga sobat ketahui, bahwa dari awal pemilihan lokasi proyek yang kami perhatikan dari awal adalah, akses jalan masuk ke lokasi proyek, kebetulan akses jalan masuk ke proyek penulis sudah ada, karena itu termasuk jalan kabupaten yang dihibahkan untuk masyarakat yang tinggal di lingkungan tempat lokasi proyek berada.
Sedangkan jalan lingkungan di perumahan tersebut kami sudah buatkan berdasarkan aturan dari pemerintah Kementrian PUPERA, syarat lebar jalan lingkungan adalah 6m, inipunsudah kami serta perkerasan dalam bentuk koral.
Adapun masalah penerangan tidak ada masalah, karena PLN Perusahaan Listrik Negara, di kabupaten tempat penulis melakukan aktifitas proyek, PLN menyatakan kesanggupan memasang aliran listrik di lokasi proyek penulis, hal ini di buktikan dengan adanya PKS perjanjian kerjasama antara Developer dengan Pihak PLN.
Dan begitupun dengan kesedian Air bersih, ada 2 cara masalah air bersih, bisa dari PDAM, dan sumur bor, ini pun tidak ada masalah.
-Harga jual.
Harga jual kami kira juga tidak ada masalah, karena yang dijual adalah rumah bersubsidi, maka harga jualpun sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat yakni, untuk pulau sumatra rumah subsidi type 36m2, tanah minimal 90m2 di tetapkan 140 juta, artinya dari sisi nilai jual, kompetitif sama dengan harga jual yang ditetapkan juga oleh developer lain.
-Lingkungan Sekitar Proyek.
Lingkungan disekitar lokasi proyek pun juga sangat mendukung, ini bisa dilihat antusias warga di sekitar lingkungan proyek menerima adanya lokasi pemukiman baru di sekitar mereka, yang jelas warga sekitar di untungkan dengan adanya proyek perumahan tersebut, ini jelas harga tanah di sekitar lokasi tersebut akan melonjak naik, juga menambah inkam warga sekitar dengan adanya penambahan warga baru, tentu saja ekonomi kerakyatan di sekitar lokasi proyek akan maju pesat.
-Sales/ Marketing.
Setelah penulis melakukan riset, terhadap kasus diatas, dan mencari pokok persoalan dari bedah beberapa kasus diatas, ternyata persoalan mendasar tidak adanya penjualan di proyek perumahan penulis ternyata ada di Sales alias si marketingnya.
Ada apa dengan sales / marketingya ?
Ini yang akan kita bahas sobat……..
Ternyata hasil interview penulis kepada beberapa orang sales penulis, inti persoalan terletak pada si Manager Marketing, manager marketing yang seharusnya dia jadi leader dalam hal penjualan, tapi justru, si manager ini sendiri yang menjurumuskan para marketing /sales untuk tidak melakukan apa-apa, tidak punya target, tidak tau apa yah harus di kerjakan.
Tidak bisa kerja team,si Manager marketing cendrung kerja sendiri solo karir, karena dia tidak mau berbagi dalam hal komisi dengan sales bawahanya, alhasil karena keegoisanya dia, dampak yang paling terasa yah, keperusahaan, perusahaan menanggung derita, karena tidak adanya penjualan.
Tapi sobat dalam hal ini penulislah yang salah sebenarnya, sebagai pimpinan di perusahaan Developer, seharusnya penulis lebih jeli, untuk merekrut calon manager marketing untuk bergabung di perusaan sendiri, menurut pengelaman penulis hal paling penting untuk merekrut orang masuk bagian dari team perusahaan adalah Loyalitas, bukan pintar, untuk apa pintar, tapi tidak punya loyalitas.
Bagaimana pendapat sobat..
Orang yang berprofesi sebagai marketing tentulah orang itu jago dalam hal penjualan.
Hampir rata-rata sales atau marketing jago dalam soal jual menjual suatu prodak.
.
Marketing Property yang pintar pandai sekali mengemas suatu prodak yang pada awalnya biasa-biasa saja, tapi ditangan dingin seorang marketing yang handal, prodak yang pada awalnya biasa-biasa saja, akan menjadi sangat luar biasa .
Pertanyaanya begini sobat, bagaimana kalau ada seseorang yang berprofesi sebagai marketing atau sales, tapi tidak pernah terjadi penjualan.
Apakah mereka itu masih bisa dikatakan seorang sales atau marketing.
Ini lah yang akan kita bahas sobat, ini artikel sebenarnya curahan hati penulis sendiri sobat, sesuai dengan profesi penulis sebagai seorang pengembang, pengembang yang mengembangkan kawasan perumahan.
Khusunya perumahan subsidi, tapi lebih dari satu tahun itu rumah inggak laku-laku, sedih sekali sobat,
Penulis bertanya-tanya kepada diri sendiri, ini salahnya dimana, penulis dan team lainya mencoba mencari akal persoalanya.
Dan tentu saja semua akal permasalahan yang dianggap pantas untuk dijadikan alasan, kenapa prodak rumah yang kami buat atau yang kami pasarkan tidak laku-laku.
Cara cepat jualan rumah , baca disini
Pertanyaannya lagi, ada apakah gerangan? yang terjadi!
Penulis dan team, mencoba untuk melihat permasalahan ini dari prodak yang kami buat sobat, karena dalam hal ini prodaknya rumah, tentu melihatnya secara keseluruhan, dimulai dari:
-Lokasi.-Rumah sebagai objek.-Infrasutruktur-Harga jual.-Lingkungan sekitar lokasi proyek.-Sales/ marketing.
-Lokasi Proyek.
Apakah pemilihan lokasi proyek yang salah, minsalnya, lokasi jauh dari pusat kota, atau jauh dari pemukiman penduduk, atau lokasi proyek terletak terlalu ke pelosok, sehingga membuat akses masuk ke lokasi proyek tersebut terlalu jauh, dari berbagai arah, mungkin ini yang membuat calon konsumen tidak tertarik.
Jawabanya dari alasan ini.
Lokasi proyek penulis sob, sangat strategis, karena terletak dekat dari berbagai arah,artinya sangat strategis, mudah di lalui dari mana saja. maka kalau kita melihat dan menilai dari sisi lokasi, tentu tidak ada masalah, dan kalaupun lokasi di nilai dengan angka maka bisa di kasi angka 100, artinya sangat bagus, dan layak jual.
-Rumah.
Apakah rumah yang kami buat tidak menarik di mata konsumen, minsalnya dari sisi desain, mungkinkah desainya rumahnya terlalu kaku, atau mungkin bisa jadi rumah contoh yang kami buat konstruksi dan strukturnya tidak memenuhi syarat konstruksi rumah yang baik, sehingga konsumen takut rumah tersebut tidak bertahan lama dari sisi kekuatan.
Jawaban dari alasan tersebut diatas:
Rumah yang kami buat dari sisi desain, kami rasa standard saja, untuk rumah subsidi yang notabenenya adalah untuk menengah kebawah, penulis rasa cukup memenuhi syarat, untuk ditempati, karena ruang-ruang yang dibutuhkan sebagai syarat rumah yang baik, sudah kami penuhi, contoh adanya ruang kamar tidur 2 kamar dengan ukuran 1 kamar 3 x 3m.
Sedangkan dari sisi Konstruksi, kami juga mengikuti standard yang telah ditetapkan oleh Kementrian PU-Pera, dengan standard sertifikasi layak fungsi.
Alasan ini pun terjawab, bahwa dari sisi prodak rumah tidak ada masalah, karena rumah yang kami buat sudah mendapatkan sertifikasi layak fungsi dari konsultan pengawas, yang ditunjuk oleh Kementrian PU-Pera, dalam hal ini pelaksana diawasi langsung oleh, Asosiasi tempat developer bernaung, seperti ( Apersi)
-Infrastruktur.
Bagaimanakah dengan Infrastrukturnya, apakah akses jalan masuk kelokasi perumahan tersebut sudah ada, apakah jalan lingkungan di perumahan tersebut sudah ada, bagaimanakah dengan fasilitas lain seperti, Fasum dan Fasos,Fasilitas umum dan fasilitas sosial, apakah di perumahan tersebut, infrastruktur penerangan sudah ada, dan bagaimana dengan air bersih.
Jawaban dari Pertanyaan diatas.
Perlu juga sobat ketahui, bahwa dari awal pemilihan lokasi proyek yang kami perhatikan dari awal adalah, akses jalan masuk ke lokasi proyek, kebetulan akses jalan masuk ke proyek penulis sudah ada, karena itu termasuk jalan kabupaten yang dihibahkan untuk masyarakat yang tinggal di lingkungan tempat lokasi proyek berada.
Sedangkan jalan lingkungan di perumahan tersebut kami sudah buatkan berdasarkan aturan dari pemerintah Kementrian PUPERA, syarat lebar jalan lingkungan adalah 6m, inipunsudah kami serta perkerasan dalam bentuk koral.
Adapun masalah penerangan tidak ada masalah, karena PLN Perusahaan Listrik Negara, di kabupaten tempat penulis melakukan aktifitas proyek, PLN menyatakan kesanggupan memasang aliran listrik di lokasi proyek penulis, hal ini di buktikan dengan adanya PKS perjanjian kerjasama antara Developer dengan Pihak PLN.
Dan begitupun dengan kesedian Air bersih, ada 2 cara masalah air bersih, bisa dari PDAM, dan sumur bor, ini pun tidak ada masalah.
-Harga jual.
Harga jual kami kira juga tidak ada masalah, karena yang dijual adalah rumah bersubsidi, maka harga jualpun sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat yakni, untuk pulau sumatra rumah subsidi type 36m2, tanah minimal 90m2 di tetapkan 140 juta, artinya dari sisi nilai jual, kompetitif sama dengan harga jual yang ditetapkan juga oleh developer lain.
-Lingkungan Sekitar Proyek.
Lingkungan disekitar lokasi proyek pun juga sangat mendukung, ini bisa dilihat antusias warga di sekitar lingkungan proyek menerima adanya lokasi pemukiman baru di sekitar mereka, yang jelas warga sekitar di untungkan dengan adanya proyek perumahan tersebut, ini jelas harga tanah di sekitar lokasi tersebut akan melonjak naik, juga menambah inkam warga sekitar dengan adanya penambahan warga baru, tentu saja ekonomi kerakyatan di sekitar lokasi proyek akan maju pesat.
-Sales/ Marketing.
Setelah penulis melakukan riset, terhadap kasus diatas, dan mencari pokok persoalan dari bedah beberapa kasus diatas, ternyata persoalan mendasar tidak adanya penjualan di proyek perumahan penulis ternyata ada di Sales alias si marketingnya.
Ada apa dengan sales / marketingya ?
Ini yang akan kita bahas sobat……..
Ternyata hasil interview penulis kepada beberapa orang sales penulis, inti persoalan terletak pada si Manager Marketing, manager marketing yang seharusnya dia jadi leader dalam hal penjualan, tapi justru, si manager ini sendiri yang menjurumuskan para marketing /sales untuk tidak melakukan apa-apa, tidak punya target, tidak tau apa yah harus di kerjakan.
Tidak bisa kerja team,si Manager marketing cendrung kerja sendiri solo karir, karena dia tidak mau berbagi dalam hal komisi dengan sales bawahanya, alhasil karena keegoisanya dia, dampak yang paling terasa yah, keperusahaan, perusahaan menanggung derita, karena tidak adanya penjualan.
Padahal Tugas manager marketing itu serba komplek, diantaranya :
Melakukan identifikasi, pengembangan, dan atau evaluasi terhadap strategi marketing yang sudah dijalankan oleh Tim Marketing berdasarkan dengan visi misi perusahaan hingga kebutuhan pasar.
Membuat rumusan, arahan, dan atau koordinasi hingga kebijakan yang terkait dengan kegiatan marketing produk / jasa.Menjalin kerja sama intensif dengan manajer promosi untuk mendiskusi materi promosi yang sesuai.
Menyusun strategi harga yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan tujuan promosi.Memantau daftar penawaran produk / jasa dari kompetitor.
Tapi sobat dalam hal ini penulislah yang salah sebenarnya, sebagai pimpinan di perusahaan Developer, seharusnya penulis lebih jeli, untuk merekrut calon manager marketing untuk bergabung di perusaan sendiri, menurut pengelaman penulis hal paling penting untuk merekrut orang masuk bagian dari team perusahaan adalah Loyalitas, bukan pintar, untuk apa pintar, tapi tidak punya loyalitas.
Bagaimana pendapat sobat..
Posting Komentar untuk "Marketing Perumahan yang Loyalitasnya di Ragukan"
Terimaksih Anda Telah Berkunjung ke blog ini.